Meski Dikecam Politisi, Erdogan Akan Buka Masjid Terbesar Eropa Di Jerman

Meski Dikecam Politisi, Erdogan Akan Buka Masjid Terbesar Eropa Di Jerman
Meski Dikecam Politisi, Erdogan Akan Buka Masjid Terbesar Eropa Di Jerman. Pada 29 September 2018 mendatang, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan ambil bagian dalam upacara pembukaan masjid terbesar Eropa di Jerman. Rencana kunjungan itu jadi sorotan media di Jerman lantaran pemimpin Turki itu sudah dikecam banyak politisi Berlin atas berbagai kebijakan otoriternya termasuk penganiayaan terhadap jurnalis.
Masjid Pusat Persatuan Turki-Islam Jerman untuk Urusan Agama (DITIB) yang akan dibuka Erdogan berada di Cologne. Organisasi itu mengaku sudah menerima konfirmasi soal rencana kehadiran Presiden Erdogan dalam upacara pembukaan masjid.
Perdana Menteri North Rhine-Westphalia Armin Laschet dari Partai Uni Demokrat Kristen (CDU) pimpinan Kanselir Jerman Angela Merkel diharapkan datang untuk ambil bagian dalam upacara pembukaan masjid tersebut bersama Erdogan.
Tetapi, kantor Laschet menyangkal bahwa dia akan menghadiri upacara itu. Sambil menekankan pentingnya dialog terbuka dan kritis terkait hubungan internasional, kantor Laschet mengklaim bahwa pembukaan Masjid DITIB bukanlah tempat yang tepat untuk dikunjungi politisi tersebut.
DITIB, yang mengelola lebih dari 900 masjid di Jerman, secara resmi merupakan asosiasi independen di Jerman. Tetapi, para imamnya sering dikirim oleh badan agama Turki—Direktorat Urusan Agama Diyanet—melapor ke pemerintah Erdogan. Beberapa dari mereka bahkan dituduh memata-matai lawan-lawan Erdogan di Jerman.
Adapun masjid yang dimaksud terletak di lingkungan utama komunitas Turki di Cologne, Ehrenfeld, memiliki kapasitas 1.100 orang. Masjid ini dinobatkan sebagai masjid terbesar di Eropa. Masjid DITIB sejatinya sudah digunakan untuk ibadah pertama sejak tahun lalu, tetapi belum dibuka secara resmi.
Spekulasi tentang pembukaan masjid oleh Erdogan sudah memicu perdebatan publik di Jerman. Pemimpin Turki itu dijadwalkan berkunjung ke Jerman selama dua hari yang dimulai pada 28 September 2018.
Menurut laporan media Jerman yang dikutip Sputnik, Kamis (20/9/2018), Erdogan dalam kunjungannya akan bertemu dengan Kanselir Merkel dua kali.
Dia juga diperkirakan akan menghadiri perjamuan negara dan melakukan pembicaraan dengan Presiden Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier. Rencana-rencana ini telah memicu kecaman di kalangan politisi dan jurnalis Jerman sebab laporan itu muncul tidak lama setelah jurnalis untuk Die Welt, Deniz YĆ¼cel, dijebloskan ke penjara Turki atas tuduhan terlibat terorisme.
Sementara, dua negara kerap terlibat ketegangan sejak Berlin mengkritik keras penindasan Erdogan terhadap para tentaranya menyusul upaya kudeta militer pada tahun 2016.

Comments

Popular posts from this blog

Pengadilan Tertinggi Afrika Selatan Legalkan Konsumsi Ganja Secara Pribadi

Bencana Banjir Semakin Parah Di Carolina, Tewaskan 32 Orang

Soal Sel Mewah Setnov, DPR Akan Minta Penjelasan Menkumham